I take this article from my friends in Facebook.
Semoga diberkati :)
**
Jadi teringat dengan cerita Mahatma Gandhi, orang paling
berpengaruh di India dan dikalangan penganut hindu di sana, yang kecewa
dengan perlakuan orang-orang yang mengaku “Kristen” tetapi sama sekali
nggak mencerminkan sikap seperti Kristus. Pada akhirnya Mahatma Gandhi
kagum kepada Kristus, tetapi kecewa kepada orang-orang Kristen.
Friends,
apakah hidup kita lebih pantas disebut sebagai garam atau cabe rawit.
Apakah dengan keberadaan kita justru “menyedapkan” lingkungan sekitar
kita, atau malah membuat lingkungan kita jadi meringis karena
“kepedesan” ?
Berbicara mengenai dampak, itu juga
berbicara mengenai karakter kita. Karena karakter itu akan timbul
menjadi sikap yang natural saat kita berada di lingkungan kita. Lalu
bagaimana dengan karakter kita, apakah itu bisa diteladani ?
Saya
berpikir dan merenung setelah menjalani sebuah hari, pertanyaannya
sederhana: Bagaimana kehadiranku hari ini? Apakah menjadi berkat/kutuk?
Apakah menjadi teladan/menjadi sindiran? Apakah dengan kemarahanku orang
lain merasa terberkati? Atau justru dengan bercandaanku orang lain
merasa tersindir & marah?
Selalu ingat, bahwa kita
akan selalu disorot oleh dunia, karena kita bukan berasal dari dunia
ini. Dan apa yang berasal tidak dari dunia ini akan selalu dilihat oleh
dunia ini, entah itu untuk mencari kesalahan atau mencari keteladanan.
Berhati-hatilah dalam bertindak, berkata, berpikir, bahkan saat
bercanda.
Karena kita ini adalah “GARAM DUNIA” bukannya “cabe dunia”
“Demikianlah
hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat
perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga." - Matius
5:16
Stay Blessings :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar